Tugas 1 ( Artikel Tentang Perdukunan)
Fenomena
kesyirikan dan pelanggaran tauhid banyak
terjadi di masyarakat kita, karena kurangnya pengetahuan mereka tentang masalah
tauhid dan keimanan, serta hal-hal yang bisa mendangkalkan bahkan merusak
akidah (keyakinan) seorang muslim.
Kenyataan ini diisyaratkan dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya dalam
firman Allah
Ta’ala:
{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}
“Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam
keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)” (QS
Yusuf:106).
Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhu menjelaskan arti ayat ini: “Kalau
ditanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit? Siapakah yang
menciptakan bumi? Siapakah yang menciptakan gunung? Maka mereka akan menjawab:
“Allah (yang menciptakan semua itu)”, (tapi bersamaan dengan itu) mereka
mempersekutukan Allah (dengan beribadah dan menyembah kepada selain-Nya)
Semakna dengan ayat di atas Allah
Ta’ala juga berfirman:
{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}
“Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar)
walaupun kamu sangat menginginkannya” (QS Yusuf:103).
Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan
bersunguh-sungguh untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidak akan
beriman kepada Allah (dengan iman yang benar), karena mereka memegang teguh
(keyakinan) kafir (dan syirik) yang merupakan agama (warisan) nenek moyang
mereka
Dalam hadits yang shahih Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
lebih menegaskan hal ini dalam sabda beliau:
«لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ
أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الأَوْثَانَ
»
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah (suku/kelompok)
dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan sampai mereka menyembah
berhala (segala sesuatu yang disembah selain Allah Ta’ala)”
Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik terus ada
dan terjadi di umat Islam sampai datangnya hari kiamat
Tukang sihir
dan dukun adalah Thagut
sekaligus syaitan dari kalangan manusia
Allah
Ta’ala berfirman:
{هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ، تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ
أَثِيمٍ، يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ}
“Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan
itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat
jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut
menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit,
kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para
pendusta” (QS asy-Syu’araa’:221-223).
Imam Qatadah
rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
“para pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk” adalah para dukun dan tukang
sihir, mereka itulah teman-teman dekat para syaitan yang mendapat berita
yang dicuri para syaitan tersebut dari langit.
Bahkan sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu
ketika menafsirkan firman Allah
‘Azza wa jalla:
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ
وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian
mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah
untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112).
Baliau
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Para dukun (dan tukang sihir)
adalah syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia”
Dalam atsar/riwayat yang lain sahabat yang mulia Jabir bin Abdillah
radhiyallahu
‘anhu ketika ditanya tentang arti “
Thagut”, beliau
radhiyallahu
‘anhu berkata: “mereka adalah para dukun yang syaitan-syaitan turun kepada
mereka”
Thagut adalah segala sesuatu yang dijadikan sembahan selain Allah
Ta’ala
dan dijadikan sekutu bagi-Nya. Allah
Ta’ala telah mewajibkan kita
untuk mengingkari dan menjauhi
Thagut dalam segala bentuknya, bahkan
tidak akan benar keimanan dan tauhid seorang hamba tanpa mengingkari dan
menjauhinya. Allah
Ta’ala berfirman:
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu” (QS
an-Nahl:36).
Dalam ayat lain Dia
Ta’ala berfirman:
{فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ}
“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah
(semata-mata), maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat (dan) tidak akan putus (kalimat tauhid Laa ilaaha illallah). Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS al-Baqarah:256).
Demikianlah profil sangat buruk para dukun dan tukang sihir, tapi mengapa
masih saja ada orang yang mau mempercayai mereka, bahkan menyandarkan nasib
hidup mereka kepada teman-teman syaitan ini? Bukankah ini merupakan kebodohan
yang nyata dan penentangan besar terhadap Allah
Ta’ala dan agama-Nya?
Termasuk dalam kategori dukun dan tukang sihir adalah tukang santet, tukang
tenung, ahli nujum, peramal, dan orang yang disebut sebagai “paranormal”
atau “orang pintar”.